Approval

Elisa.
2 min readDec 4, 2022

--

Asher melirik ketiga kembarannya dengan gugup. Saat ini Asher, Peter, Russell, dan Noah sedang duduk bersama kedua orang tuanya di ruang keluarga, menunggu jawaban soal rencana liburan mereka ke Australia.

"Oke, kalian boleh ke Australia," kata Jared yang sontak membuat Asher dan yang lain menatap Jared dengan bola mata yang melebar. Baru saja Asher membuka mulutnya, Jared langsung menyela. "Dengan beberapa syarat, tentunya!"

Asher tersenyum sumringah lalu mengangguk antusias. "Apa syaratnya?"

Jared melirik istrinya, Diana, berdeham pelan lalu berkata, "Papa dan mama mau kalian nggak memaksakan apapun. Kalau sudah di sana dan ternyata kalian ditolak, tolong, jangan membantah. But we will try to help you with that by talking to Tobias. Tapi kalau memang kalian tidak diperbolehkan untuk stay di sana lama-lama, then you need to understand it, okay? This is not about you, but it's about Abigail. Paham?"

Perkataan Jared berhasil membuat senyum di bibir Asher luntur. Sebenarnya, baik Asher ataupun yang lain, mereka nggak tau harus bersikap seperti apa kalau kemungkinan buruk yang Gisella dan Jared katakan terjadi. Mereka tidak terbiasa untuk menerima kemungkinan yang terburuk, and this is bad for them.

They still don't know how will they react if she reject them. It's gonna be a challenge for them. A tough one.

"Gimana?" tanya Diana sambil memperhatikan keempat raut wajah anak-anaknya. Setelah berkonsultasi dengan Teddy dan yang lain, semua setuju untuk memberitahukan Russell, Noah, Peter, dan Asher soal kemungkinan paling buruk.

Because the fact that Tobias is making a distance with them and how Abigail is suddenly gone from their lives is more than enough to make them understand that things has changed in their family friendship relationship. And all of them can't and won't take a risk that might make it worse.

"Deal," celetuk Noah dengan mantap walau sorot matanya menunjukkan keraguan. Russell melirik Noah sekilas, lalu menunduk. "Fine with me," sahut Russell.

"Lo gimana?" tanya Asher sambil menyikut lengan Peter. "Ya, gue mah ngikut!" balas Peter seadanya. Asher tersenyum lebar. "Okay, lo yang pesen tiketnya! Remember our deal?"

Ucapan Asher membuat Peter langsung meringis kecil. "Alah anj—"

"Peter, words!" sela Diana cepat. "Anjing adalah hewan berkaki empat!" lanjut Peter cepat sambil cengengesan. Diana hanya menggeleng.

"Kalian mau berangkat kapan?" tanya Diana.

"Two days? Lebih cepat lebih baik nggak sih?" balas Asher. Jared dan Diana mengangguk paham. "Oke, mulai packing dari sekarang biar nggak ada yang ketinggalan atau kelewatan," kata Jared mengakhiri obrolan mereka dengan bangkit dari duduknya lalu mengusap rambut keempat anaknya.

"Papa sama mama bantu sebisa mungkin. Good luck, ya."

Russell, Noah, Peter, dan Asher mengangguk dan berlalu ke kamar masing-masing, meninggalkan Jared dan Diana.

Sepeninggalan keempatnya, Diana memegang lengan Jared. "Are you sure they will be fine?" tanya Diana khawatir. Jared tersenyum tipis. "Let's pray for the best, Diana."

--

--